Freitag, 1. Mai 2015

Gula Jawa

Pada suatu ketika, kami berbelanja ke sebuah toko yang menjual produk-produk organik, aku mengambil majalah gratisan yang isinya informasi seputar bio dst. Nama majalah itu Schrot & Korn. Schrot artinya gilingan kasar padi-padian yang beberapa kulitnya juga masih ikut, sedangkan korn artinya biji. Mungkin gabungan dua kata tersebut untuk menggiring pembaca pada sesuatu yang alami nan organik, sesuai pangsa pasar yang ingin disasar toko tersebut.


Isi majalah di atas memang lebih banyak iklannya, iklan yang kadangkala mencerahkan bagi pemuja produk bio. Sesampainya di rumah baru ada kesempatan membolak-balik majalah itu, sampai kemudian pada halaman 28, ada yang menarik terutama untuk orang jawa. Ada sebuah iklan produk minuman berenergi yang berjudul Gula Java Matcha dan Gula Java Cacao!





Kita tahu bahwa gula jawa memang mempunyai khasiat yang luar biasa, dulu ketika menjalani ospek di ISI Yogyakarta, kami disuruh membawa 2 botol minuman yang digantung pada samping celana hitam pencak silat, satu air putih satunya lagi air gula jawa. Para Tatib tahu kalau air gula jawa mampu menjaga kondisi badan mahasiswa baru, jadi walaupun di plonco sepanjang hari, badan tetap kuat dan tegar, haha..

Kita semua juga tahu kalau negara kita adalah pengekspor terbesar kedua di dunia setelah Pantai Gading biji Cacao atau kakao atau coklat. Kita juga lagi-lagi tahu kalau produk akhir coklat masih relatif mahal untuk kantong orang kebanyakan, padahal di bumi kitalah bahan mentah itu dihasilkan. 

Kembali ke produk yang diiklankan tersebut:
Dikatakan kalau meminum produk gula jawa yang dicampur Matcha (teh hijau) akan menambah konsentrasi belajar!, terutama dianjurkan kepada pelajar dan mahasiswa. Sedangkan Gula jawa yang diracik dengan kakao akan membantu menjaga stamina sepanjang hari!
Sebagai penguat argumen, dicantumkan kutipan dari tokoh-tokoh terkenal (atlet pemenang olimpiade dst.) maupun konsumen biasa, yang semuanya memuji khasiat minuman tersebut.




Pada kenyataannya saya belum pernah mencobanya, cuma tertarik saja menuliskan di sini. Siapa tahu bisa mencerahkan saudara-saudara sebangsa dan tanah air.. hehe
Sudah saatnya kita bukan penghasil bahan mentah saja namun juga penghasil barang akhir yang langsung dinikmati sendiri. Ingat jumlah penduduk Indonesia terbanyak kelima, artinya kita sendiri adalah pasar terbesar kelima di dunia!!

Salam kreatif!