Samstag, 28. November 2020

Maknyaaas!!


Ketika musim lapar datang di zona kekenyangan, hanya makanan yang menyertai perjalanan hidup sejak kecillah yang dicari-cari, apalagi jika makanan itu susah didapat makin dicarilah kemana-mana. Sialnya jika tak ada warung yang jual di tempat yang baru atau asing. Terpaksa bakat terpendam muncul ke permukaan, dengan guru yang ada di mana-mana, karena ilmu sifatnya abstrak, dan makanan harus bisa dimakan, yang material harus tetap diwujudkan, hasilnya koki jadi-jadian.

Ketika yang ada cuma bahan-bahan, dengan sedikit referensi yang dikutip dari sana-sini, berani memasak adalah kunci! Tempe untungnya bisa dibeli di toko asia, impor dari belanda, yang kemungkinan juga orang kita juga yang produksi, atau setidaknya pengusahanya pernah merasakan betapa lezat dan bergizinya makanan hasil fermentasi kedelai yang asal usulnya konon dari bayat klaten jawa tengah Indonesia ini. Negara kepulauan yang sangat majemuk dengan aneka hasil olahan makanan yang tak ada dua di belahan bumi mana pun. Negara yang sampai sekarang masih terbata-bata mendefinisikan dirinya. 

Ah sudahlah yang penting Kering Tempe hasil olahan yang penuh bumbu dari tempe mentah, dikombinasikan dengan irisan kentang, yang kebetulan lebih murah jika dibandingkan dengan di tanah air, juga butiran kacang tanah. Penuh irama musik rasanya, sebagai intro atau pembuka adalah rasa manis gula jawa, istilah kami menyebut gula merah dari nira kelapa, diselingi gurih, asin bersahutan lalu ditutup pedasnya cabe rawit, sebuah ending yang kadang bikin kaget orang yang tidak terbiasa atau belum kenal, Maknyaas!

Enjoy it